TGH Mustiadi Abhar Mursid Thariqat Qhodiriyah Naksabandiyah Darul Falah |
KM Narmada, Dikalangan
Para nahdiyyin (sebutan jamaah Nahdotul Ulama) kata Houl sangat
familiar karena sering didengar dan dilaksanakan, Houl merupakan
istilah dari peringatan tahunan meninggalnya seseorang seperti
peringatan Houl meninggalnya orang tua atau sanak saudara yang
biasanya dilakukan dengan berziarah ke makam Sohibul Houl kemudian
diisi dengan berzikir, tahlil dan doa yang pahalanya disedekahkan
kepada yang di Houl kan. Namun Houl biasanya hanya dikhususkan
untuk peringatan setiap tahun bagi orang orang yang ditokohkan dan
merupakn figur panutan bagi masyarakat seperti yang lazim diperingati
adalah houl syekh Abdul Kadir Jailani.
Seperti
tradisi Houl yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah
Pagutan Kota Mataram setiap tahun mengadakan Houl Syehk Abdul Kadir
Jailani dan Syekh Abhar Muhyiddin (Pendiri Pondok Pesantren Darul
Falah) setiap tanggal 8 Syawal atau bertepatan dengan Lebaran
Ketupat, Houl yang selalu dibanjiri oleh ribuan jamaah Thoriqat
Khadiryah wan Naqsabandiyah Darul Falah, Santri, Alumni dan para
undangan biasanya diawali dengan Sholat sunah tasbih secara
berjamaah, zikir, istigasah serta doa dan diakhiri dengan Tauziyah
yang bisanya disampakan oleh Sang Mursid dan guru guru Thariqot
lainnya.
Peringatan
houl dikalangan Nahdiyyin dan jamaah Tharikat sebenarnya sudah
berlangsung sejak lama dan sudah menjadi tradisi seperti halnya houl
syekh Abdul kadir Jailani yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul
Falah dilaksanakan sejak awal berdirinya Pondok Pesantren yang
dibangun oleh syekh Abhar Muhyiddin seperti yang dituturkan
oleh seorang jamaah A. Basri (65 tahun) asal Sembung Timur Kecamatan
Narmada Lombok Barat yang secara rutin dari tahun 70-an selalu hadir
diacara Houl di Pondok Pesantren Darul Falah, meskipun dulunya acara
houl diperingan dengan cara yang sangat sederhana, tidak ada panggung
yang megah, tidak pakai sound sistem yang suaranya menggelegar dan
tidak pula ada acara hiburan yang membuat jamaah semakin betah duduk
ditempat. Tapi lama kelamaan dengan perkembangan zaman acarapun
berubah sedikit demi sedikit, dan setiap tahunnya selalu saja ada
kreasi dan inovasi yang membuat acaranya semakin meriah berbeda dari
tahun sebelumnya, namun tujuan dan esensi (hakikat) tidak berubah
serta ruh dari peringatan houl itu tetap sama.
Tradisi
Houl bukanlah sesuatu yang dibuat buat tanpa ada dasar hukumnya,
karena memang ini merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW dan warisan dari
para sahabat sahabat beliau, Istilah Houl diambil kalangan Ulama dari
sebuah hadits riwayat Imam Baehaqi dalam syarhus syudur disebutkan
bahwa Rasulullah SAW setiap setahun sekali berziarah kemakam Para
Syuhada Perang Uhud kemudian Abu Bakar, Umar Bin Khattab dan Utsman
Bin Affan juga melakukan hal itu.
عن الواقد قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزور الشهداء بأحد فى كل حول, وإذا بلغ الشعب رفع صوته فيقول سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار ثم ابو بكر رضي الله عنه كل حول يفعل مثل ذلك ثم عمر ابن الخطاب ثم عثمان ابن عفان رضي الله عنهما. أخرجه البيهق
Dari
al-Waqidi, ia berkata, Rasulullah saw pada setiap setahun sekali
berziarah kemakam para shuhada’ perang uhud, dan ketika beliau
sampai di Sya’b, beliau berkata dengan keras “Salamun
‘alaikum bimaa shobartum fa ni’ma ‘uqbad dar. Abu Bakar ra.
juga melakukan seperti itu setiap tahun, demikian juga Umar bin
Khothob ra. dan Utsman bin Affan ra.
Kemudian,
apa sebenarnya hakikat dari Pelaksanaan Houl itu sendiri? disini
penulis yang merupakan Alumni Pondok Pesantren Darul Falah akan
sedikit mengurai esensi dari Houl tersebut :
- Meneguhkan perasaan hormat bagi para santri, Alumni dan jamaah akan peran dari sohibul Houl, bagi para santri, Alumni dan jamaah menghadiri Houl adalah mengkuatkan kembali memori ingatannya akan perjuangan dan kisah teladan yang pernah dilakukan oleh figur yang di houlkan, seperti yang disampaikan Syehk Al Mursid TGH Mustiadi Abhar yang mengurai sejarah biografi Syehk Abdul Kadir Jailani serta kekaromahan dari pendiri Tharikat Qhodiriyah tersebut, demikian pula penyampaian sejarah hidup dan perjuangan dakwah yang dilakukan oleh Syehk TGH Abhar Muhyiddin yang secara bergilirin disampaikan oleh dua orang cucunya yaitu TGH Muammar Arafat,MH dan TGH Zafrul Fauzan Tabrani, Lc mengingatkan kembali para santri, alumni dan jamaah akan perjuangan beliau dalam menegakkan kalimatul haq sehingga dengan pelaksanaan Houl akan selalu meneguhkan silsilah dan mata rantai keilmuan dari sohibul houl.
- Mempererat hubungan bathin serta Sebagai ajang silaturrahim bagi para santri dan alumni hingga bisa shering berbagi ilmu dan pengalaman dalam hal berjuang menyebarkan kebaikan didaerahnya masing masing.
- Sebagai media dakwah untuk masyarakat dan jamaah serta pembekalan bagi santri dan alumni, karena dalam rangkaian acara houl terisi dengan mau'izoh hasanah, menceritakan perjuangan dakwah sohibul houl agar diteladani, dan juga amar makruf nahi mungkar dan pembekalan bagi generasi muda yang akan melanjutkan estafet dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar